240 research outputs found
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP PRESTASI KERJA GURU DI SMA N 2 BANDAR LAMPUNG
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri terhadap Prestasi Kerja Guru di SMA N 2 Bandar Lampung.
Populasi dalam penelitian ini adalah guru yang berjumlah 80 guru yang dijadikan subjek penelitian dan ini merupakan penelitian populasi. Data dikumpulkan dengan menyebar angket. Metode angket digunakan untuk mengumpulkan data variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja Guru dan Prestasi Kerja Guru kemudian instrumen tersebut diuji validitas dan reliabilitasnya. Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu diadakan pengujian persyaratan analisis regresi yaitu dengan uji multikolinieritas. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dan analisis regresi ganda. Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas secara sendiri-sendiri dengan variabel terikat. Analisis regresi ganda digunakan untuk mengetahui pengaruh kedua variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel terikat.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Prestasi Kerja Guru yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,631 . Nilai thitung sebesar 7,184 lebih besar dari ttabel 1,991 (7,184>1,991). (2) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Motivasi Kerja Guru terhadap Prestasi Kerja Guru yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,524. Nilai thitung sebesar 5,432 lebih besar dari ttabel 1,911 (5,432>1,911). (3) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru secara bersama-sama terhadap Prestasi Kerja Guru yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi sebasar 0,726 dan determinasi (R2) sebesar 0,527 nilai Fhitung sebesar 42,942 lebih besar dari Ftabel 3,115 (42,942 >3,115). Ini berarti 52,7% Prestasi Kerja Guru dijelaskan oleh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru. 47,3% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini
VERNACULAR ARCHITECTURE IN JAKARTA AND SURROUNDINGS
The city of Batavia as a native of Jakarta, is believed by many experts is a fusion of several ethnic groups who
lived together for several centuries, such as the Sundanese, Javanese, Arabic, Balinese, Bugis, Sumbawa;
Ambon, Chinese and Malays. Therefore, some cultural products including architecture also reflects the
combination of these
“MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) PADA SISWA KELAS VIID SMP N 2 DEPOK”
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem solving) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika pada siswa kelas VIID SMP N 2 Depok. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaboratif antara guru mata pelajaran matematika kelas VIID SMP N 2 Depok dengan peneliti. Tindakan dilaksanakan dalam 2 siklus dengan setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi, angket, wawancara, catatan lapangan dan tes akhir siklus. Aspek kemampuan berpikir kreatif yang diamati yaitu aspek kognitif dan afektif. Aspek kognitif digunakan untuk pedoman tes akhir siklus sedangkan aspek afektif digunakan untuk pedoman lembar observasi siswa. Untuk angket menggunakan pedoman dari aspek kognitif dan afektif dari berpikir kreatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan pemecahan masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah melalui beberapa tahap yaitu (1) Guru menyampaikan tujuan, motivasi dan apersepsi, (2) guru membentuk siswa menjadi 8 kelompok, (3) Guru memberikan masalah dalam bentuk LKS yang dapat diselesaikan dengan beberapa cara tetapi satu jawaban, (4) Siswa berdiskusi dalam menyelesaikan masalah di LKS, (5) beberapa siswa mengerjakan hasil diskusinya di depan kelas, (6) guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan hasil diskusi. Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah kemampuan berpikir kreatif siswa meningkat. Hal ini ditunjukan dengan (1) Peningkatan hasil lembar observasi berpikir kreatif siswa dari 39,62% pada siklus I meningkat menjadi 63,66% pada siklus II, (2) Peningkatan hasil tes berpikir kreatif siswa dari 60,83% pada siklus I meningkat menjadi 76,39% pada siklus II, (3) Hasil angket berpikir kreatif siswa termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar 71.68
PENGARUH PERUBAHAN BENTUK RUKO TERHADAP MORFOLOGI KAWASAN MARGONDA RAYA DEPOK
Gejala perubahan bentuk ruko yang terlihat di pusat kota Depok adalah perubahan pada ruko tradisional satu lantai di sepanjang Jalan Margonda menjadi deretan pertokoan dengan ketinggian
dan bentuk beragam. Bangunan tradisionalnya masih dapat dikenali dari sisa-sisa yang ada seperti bentuk atap. Perubahan bentuk ruko juga terlihat pada ruko modern tiga lantai, yaitu
penambahan tangga yang ada diluar ruko dan tambahan ruang pajang yang ada di depan ruko. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah mengetahui akibat perubahan bentuk ruko terhadap
morfologi kawasan kawasan Margonda Raya. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui penyebab perubahan bentuk bangunan ruko adalah pembelahan kavling pada ruko tradisional dan
perubahan fungsi bangunan pada ruko tradisional maupun ruko modern. Hal ini menyebabkan fungsi hunian yang ada di dalam ruko menjadi tidak ada, timbulnya kantong-kantong perumahan,
pelanggaran terhadap GSB, Ketingginan Bangunan, adanya tipologi bangunan baru, Wajah kota menjadi tidak teratur karena ada tambahan tangga baru didepan ruko. Perubahan bentuk ruko itu
sendiri akan menimbulkan dampak perubahan yang lebih luas, yaitu perubahan pada morfologi kawasan pusat kota
DEVELOPING GREEN OPEN SPACE IN URBAN RESIDENTIAL AREAS THROUGH COMMUNITY PARTICIPATION APPROACH
The increase of urban population is closely interconnected to the demand for living
spaces that accommodate various urban activities. When the balance between the need for, and the
availability of such spaces is disturbed, unlivable spaces are generated which would eventually
downgrade the quality of urban environment. Bearing in mind the increasing clamor over global
warming during the last two decades, urban planners should carefully anticipate the issue and put their
focus on, and even provoke the creation of sustainable green space development, including the creation
of open green urban spaces. Accommodating the aspirations and participation of citizens, through the
application of the development principle based on "from, by and for them", becomes a most import
ant part of the strategy to achieve sustainable development patterns. The worsening environmental
deterioration due to the stakeholders becoming unheedful about the issue should be taken into serious
consideration. In the study, observations have been conducted in a descriptive manner by using a non
randomized experimental design using control at three neighborhoods in West Jakarta, with one of them
being the controller. It showed that after the first 6 months, the application of green environment
approach in the neighborhoods was maintained through self-help and communal actions. Community
organizations that have been established on the spirit of mutual cooperation becomes determinative for
the success of such sustainable pattern; the sustainability would in phases also improve the people's
economy and their social interaction. The involvement of local governments, the private sector and the
community would also greatly influence the creation of sustainable green development pattern, and
should continuously be evaluated and improved for replications in other locations in an ever perfect
process
Perspektif Budaya sebagai Bagian Integral dari Perencanaan dan Transformasi Ruang Kota
Budaya mempunyai makna dan bersifat multi persfektif. Dalam tataran ruang kota, secara spesifik budaya menstransformasikan diri dalam wujud fisik yang menjadi simbol identitas lokal. Dewasa ini gelombang globalisasi yang secara intensif mempengaruhi lingkungan kota, memunculkan universalitas budaya kota atau singular urban culture
Pengaruh Kreativitas Siswa dan Kemandirian Belajar Siswa Terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Elektronika Industri SMK Muhammadiyah Prambanan Tahun Ajaran 2012/2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Pengaruh Kreativitas Siswa
terhadap Kesiapan Mental Kerja siswa kelas XI Program Studi Keahlian Teknik
Elektronika Industri di SMK Muhammadiyah Prambanan Tahun Ajaran 2012/2013. (2)
Pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Kesiapan Mental Kerja siswa kelas XI Program
Studi Keahlian Teknik Elektronika Industri di SMK Muhammadiyah Prambanan Tahun
Ajaran 2012/2013. (3) Pengaruh Kreativitas Siswa dan Kemandirian Belajar secara
bersama-sama terhadap Kesiapan Mental Kerja siswa kelas XI Program Studi Keahlian
Teknik Elektronika Industri di SMK Muhammadiyah Prambanan Tahun Ajaran
2012/2013.
Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif. Populasi penelitian adalah siswa kelas
XI Program Studi Keahlian Teknik Elektronika Industri di SMK Muhammadiyah
Prambanan Tahun Ajaran 2012/2013 berjumlah 38 siswa yang seluruhnya diambil
sebagai subyek penelitian. Uji coba instrumen dilaksanakan pada 32 siswa kelas XI
Program Studi Keahlian Multimedia. Uji validitas dilakukan dengan teknik korelasi
Product Moment dari Pearson, sedangkan uji reliabilitas digunakan rumus Alpha
Cronbach. Untuk mengetahui pengaruh Kreativitas Siswa terhadap Kesiapan Mental
Kerja dan pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Kesiapan Mental Kerja teknik analisis
regresi linier sederhana sedangkan untuk mengetahui pengaruh Kreativitas Siswa dan
Kemandirian Belajar secara bersama-sama terhadap Kesiapan Mental Kerja digunakan
teknik analisis regresi ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Tidak terdapat pengaruh positif
Kreativitas Siswa terhadap Kesiapan Mental Kerja siswa kelas XI Program Studi
Keahlian Teknik Elektronika Industri di SMK Muhammadiyah Prambanan Tahun Ajaran
2012/2013 yang dibuktikan dengan nilai rx1y = 0,093 lebih kecil dari rtabel = 0,320, Fhitung =
0,312 lebih kecil dari Ftabel = 4,11 pada taraf signifikansi 5% dengan dk pembilang = 1
dan dk penyebut = 36. (2) Terdapat pengaruh positif Kemandirian Belajar terhadap
Kesiapan Mental Kerja siswa kelas XI Program Studi Keahlian Teknik Elektronika
Industri di SMK Muhammadiyah Prambanan Tahun Ajaran 2012/2013 yang dibuktikan
dengan harga rx2y = 0,609 lebih besar dari rtabel = 0,320, F hitung sebesar 21,262 lebih
besar dari pada nilai Ftabel sebesar 4,11 pada taraf signifikansi 5 % dengan dk
pembilang = 1 dan dk penyebut = 36. (3) Terdapat pengaruh positif Kreativitas Siswa
dan Kemandirian Belajar secara bersama-sama Terhadap Kesiapan Mental Kerja siswa
kelas XI Program Studi Keahlian Teknik Elektronika Industri di SMK Muhammadiyah
Prambanan Tahun Ajaran 2012/2013 yang dibuktikan dengan harga Ry(1,2) = 0,618 lebih
besar dari Rtabel = 0,320, Fhitung = 10,792 lebih besar dari Ftabel = 3,28 pada taraf
signifikansi 5% dengan dk pembilang = 2 dan dk penyebut = 35. Koefisien
determinasi R2y(1,2) sebesar 0,381. Sumbangan efektif Kreativitas Siswa sebesar 2,11 %
dan Kemandirian Belajar sebesar 35,99 %.
Kata Kunci: kreativitas siswa, kemandirian belajar, kesiapan mental kerj
Perancangan Bangunan Tradisional Sunda sebagai Pendekatan Kearifan Lokal, Ramah Lingkungan dan Hemat Energi
Permasalahan krisis lingkungan dan krisis energi (listrik, BBM) yang diiringi dengan semakin menyusutnya ruang terbuka hijau, pemborosan energi, pemborosan bahan bangunan , mendorong berbagai kalangan (arsitek,arsitek lanskap, desainer interior, produsen bahan bangunan, dan lain-lain) untuk berpikir ulang tentang paradigma membangun rumah berkelanjutan dan ramah lingkungan. Perwujudan desain bangunan tersebut sebenarnya sudah dilakukan sejak jaman dahulu, seperti mendirikan rumah panggung yang bertujuan supaya tidak lembab dan nyaman, perwujutanya adalah disebut dengan bangunan tradisional. Bangunan tradisional merupakan bangunan dibuat oleh masyarakat di daerah yang banyak menyimpan berbagai kelebihan, salah satu contohnya bangunan tradisional di Kampung Kranggan. Proses pembangunan dan teknik pembangunannya umumnya sederhana dan bahkan tidak terlalu memperhatikan aspek-aspek desain yang hemat energi. Tetapi didalam operasionalnya, bangunan ini justru lebih hemat dibandingkan dengan bangunan-bangunan modern yang dibangun diperkotaan dengan bantuan arsitek. Salah satu penyebab hal ini adalah adanya sistematisasi sistem bangunan tradisional, yang mencakup struktur, utilitas, interior, dan envelope-nya. Hal inilah yang dicoba diungkapkan ditulisan ini dengan dengan menguraikan keberadaan sistem perancangan bangunan tradisional melalui metode penelitian diskriptif dengan survey langsung dan membandingkan antara kampung tradisional di Jawa Barat, yaitu Kampung Bojong Koneng yang ada di Sentul, Bogor dengan Kampung Kranggan yang ada di Pondok Gede, Bekasi. Kampung Kranggan merupakan salah satu kampung tradisional sunda yang masih hidup diantara megapolitan Jabodetabek. Maka penelitian ini bertujuan untuk mewujudkan perancangan bangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan hemat energi, yang berakar dari arsitektur tradisional. Sehingga nantinya permasalahan krisis lingkungan dan krisis energi bisa teratasi
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs NEGERI YOGYAKARTA 1 DENGAN PENDEKATAN PMRI
Penelitian dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIIA MTs Negeri Yogyakarta 1 dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIA MTs Negeri Yogyakarta 1 yang berjumlah 37 siswa. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas secara kolaboratif dan partisipatif antara guru mata pelajaran matematika dan peneliti. Data pada penelitian ini diperoleh melalui observasi, wawancara guru dan siswa, angket, tes kemampuan pemecahan masalah, catatan lapangan dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan PMRI sesuai karakteristiknya yaitu kontekstual, menggunakan model matematika, menggunakan produksi dan konstruksi siswa, bersifat interaktif, dan terdapat keterkaitan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Hal ini ditunjukkan dengan: (1) Nilai rata-rata siswa pada tes kemampuan pemecahan masalah mengalami peningkatan dari 54,32 pada pretes dengan kriteria cukup menjadi 61,97 pada siklus I dengan kriteria baik dan menjadi 72,97 pada siklus II dengan kriteria baik. Selain itu juga semua siswa telah memenuhi standar KKM yang ditetapkan sekolah. (2) Persentase skor rata-rata setiap langkah kemampuan siswa dalam memecahkan masalah mengalami peningkatan yaitu kemampuan mengidentifikasi masalah pada pretes sebesar 69,0% dengan kualifikasi tinggi meningkat menjadi 76,93% pada siklus I dengan kualifikasi sangat tinggi dan pada siklus II meningkat menjadi 84,87% dengan kualifikasi sangat tinggi, kemampuan merencanakan penyelesaian pada pretes sebesar 40,40% dengan kualifikasi cukup meningkat menjadi 50,55% pada siklus I dengan kualifikasi tinggi dan pada siklus II meningkat menjadi 65,4% dengan kualifikasi tinggi, kemampuan menyelesaikan masalah pada pretes sebesar 64,45% dengan kualifikasi tinggi meningkat menjadi 69,18% pada siklus I dengan kualifikasi tinggi dan pada siklus II meningkat menjadi 76,75% sangat tinggi, kemampuan mengevaluasi kembali penyelesaian pada pretes sebesar 40,6% dengan kualifikasi cukup meningkat menjadi 50,8% pada siklus I dengan kualifikasi tinggi dan pada siklus II meningkat menjadi 67,4% dengan kualifikasi sangat tinggi. (3) Berdasarkan hasil angket respon siswa, siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran melalui pendekatan PMRI. Hal ini didukung oleh data hasil wawancara dengan siswa, siswa menyukai pembelajaran matematika melalui pendekatan PMRI, karena dengan PMRI siswa jadi lebih mudah belajar matematika.
Kata kunci : PMRI, pemecahan masala
- …